Cara Menghafal
Qur'an Bagi Pemula (Bagian 1)
(Hilman Nugraha, S.Pd.I)
Sebelum kita
memulai untuk menghfal Qur'an, satu hal
yang harus kita pahami bahwasanya menghafal Qur'an itu bisa dilakukan semua
orang, baik anak-anak maupun orang dewasa ataupun orang tua, yang normal maupun... maaf orang yang memiliki kekurangan, yang sibuk maupun yang tidak ada aktivitas,
yang kaya ataupun yang miskin, rakyat maupun pejabat.
Kunci pertama yang
harus kita miliki adalah niat. Ya... niat adalah modal seseorang
untuk bisa menghafal Al-Qur'an. Semakin kuat niat seseorang untuk menghafal
Qur'an maka akan semakin besar usaha yang akan dilakukannya, seperti pepatah
mengatakan gunung akan di daki lautan pun akan diseberangi. Beberapa cara untuk menguatkan niat adalah :
- Mengetahui hikmah, faedah maupun keutamaan menghafal Qur'an.
- Bergaul dengan para penghafal Qur'an ataupun orang - orang shaleh.
- Banyak bertafakur terhadap para penghafal Qur'an yang memiliki keterbatasan, misalnya, maaf, orang cacat yang hafal Qur'an, anak kecil yang hafal Qur'an, orang di usia tua masih menghafal Qur'an bahkan hafal Qur"an. Jika mereka saja bisa, mengapa kita tidak bisa?
Jika kita sudah memiliki niat yang kuat, maka langkah selanjutnya kita harus memiliki bekal ruh yang kuat juga. Dengan harta, orang bisa berusaha, namun ada orang yang tidak memiliki harta karena punya ilmu bisa membuat usaha juga. Yang luar bisa, dia tidak punya harta dan ilmu namun dia bisa buat usaha juga, dengan apa dia bisa melakukannya, dia punya Allah. Orang yang punya Allah segalanya bisa didapat, harta, jabatan, maupun ilmu, tegantung hamba tersebut mau atau tidak, dan kebanyakan dari mereka lebih memilih hidup biasa karena mereka takut kehilangan Allah. Saya bukan melarang anda untuk kaya maupun memiliki jabatan, memiliki semua itu juga baik jika digunakan sepenuhnya di jalan Allah karena kan semakin besar manfaatnya untuk umat, namun jika sudah memiliki itu semua, janganlah kita mencintai dunia maupun jabatan, yang harus kita cintai tetaplah Allah. Adapun kekayaan, jabatan, maupun ilmu hanya menjadi sarana agar Allah semakin cinta dan ridha kepada kita.
Begitu juga
menjadi hafidz Qur'an bukanlah tujuan utama, melainkan sarana kita untuk
mendekatkan diri kita kepada Allah SWT., karena dengan menghafal Qur'an kesempatan
untuk bersama Allah semakin banyak. Mengapa??? Ketika kita memulai menghafal
Qur'an, maka kita akan membacanya berulang ulang. Bukankah membacanya saja sudah
mendatangkan pahala yang banyak
sebagaimana hadist di bawah ini :
“Abdullah
bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Qur'an
maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan
menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم
satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)
Bagaimana
cara kita membekali ruh? Jawabnya dengan pantaskan diri kita untuk menjadi
hafidz Qur'an. Mengapa harus memantaskan diri kita menjadi hafidz Qur'an? Karena
hafidz Qur'an Allah cintai, lalu kita ingin juga dicintai Allah, lalu bagaimana
mereka bisa dicintai Allah adalah langkah yang harus kita tempuh sebelum
menghafal Qur'an.
Sebagai
contoh, ada salah satu santri kami di Rumah Tahfidz Bakti Ilaahi (RTBI) yang
kami terima, sebelum dia diterima di RTBI 4 tahun sebelumnya dia selalu
memakmurkan masjid. Jangan lihat kondisinya di kota, namun anak ini berasal
dari salah satu dusun yang ada di kota Manna Provinsi Bengkulu. Kondisi masjid
disana sangat memprihatinkan. Masjid hanya berisi di waktu sholat Jum'at saja.
Pak Iman, pengurus masjidnya saja tidak memakmurkan masjidnya, lalu anak ini
dengan izin Allah memulai adzan, iqomah, dan sholat hanya seorang diri, namun, ia
tidak hilang semangat untuk terus melantunkan adzan setiap waktu sholat. Jika
dilakukan sehari dua hari hal yang biasa, namun hal ini dilakukannya selama 4
tahun, dan akhirnya ketika anak tersebut diterima di RTBI, masjid tersebut
sudah memiliki beberapa jamaah tetap,
mungkin salah satu upayanya menghidupkan masjid anak tersebut akhirnya Allah
Ridha dan Allah arahkan untuk menjadi Hafidz Qur'an.
Kisah
lain dari seorang santri di kota Bandung, santri tersebut sebelum menghafal
Qur'an, dia memulainya dengan puasa daud dan setiap hari menghatamkan membaca
Qur'an selama 2 tahun, dan akhirnya ketika menghafal hanya beberapa bulan dia
bisa menghafal 30 juz.
Jika
2 kisah di atas berasal dari santri anak dan remaja, kisah selanjutnya berasal
dari seseorang yang telah bekerja di kota Bengkulu sebagai staff di salah satu
lembaga di Bengkulu. Sebelum Allah panggil untuk menghafal Qur'an jauh saat
masih anak - anak, saat SD dan SMP ibunya selalu membiasakan setiap hari dari
magrib sampai isya tidak boleh ada aktifitas apapun selain membaca Qur'an, walaupun 1 ayat. Lalu anak ini
tumbuh hingga SMA dan kebiasaan tersebut sudah tertanam dengan baik. Semasa SMA, sudah tidak ada perintah dari ibunya lagi untuk membaca Qur'an, namun sudah
dengan kesadaran sendiri selalu membaca Qur'an di waktu magrib dan isya. Sampai
anak ini bekerja, kecintaannya terhadap Al Qur'an semakin besar, bukan hanya
membaca untuk dirinya sendiri, anak yang sudah mulai tumbuh dewasa tersebut
sepulang dari kantor dia buka TPQ dengan honor yang kecil bahkan gratis. Hal
ini dilakukan hingga dia menikah lebih kurang 6 tahun dan sampai akhirnya Allah
berikan kesempatan kepadanya untuk belajar, karena utusan lembaga tersebut.
Dari kisah-kisah diatas,
ketika kita ingin menjadi hafidz Qur'an, langkah selanjutnya adalah pantaskan
diri kita untuk Allah panggil menjadi hafidz Qur'an. Carilah amalan yang akan
menumbuhkan kecintaan Allah kepada kita. Wallahua’lam.
(Bersambung)
(Bersambung)
0 Komentar