Al-Qur’an Dan Ilmu Pengetahuan Modern & Pengakuan Non Muslim Dunia Mengenai Al-Qur’an
A. ILMU PENGETAHUAN MODERN
Pengertian Ilmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan atau sains adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pemberlajaran dan pembuktian atau pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum-hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah. Menurut Paul B. Harton dan Chester L. Hunt[1], Ilmu Pengetahuan didasarkan pada bukti yang dapat diuji, yang dimaksud " bukti " adalah pengamatan factual yang dapat dilihat, ditimbang, dihitung, dan dapat diperiksa ketelitiannya oleh para pengamat lainnya.
Berdasarkan pendapat para ahli, secara umum Ilmu Pengetahuan ialah kumpulan pengetahuan yang benar, sifatnya teratur (sistematik), objektif, empiris, umum (general) atau berlaku universal dan rasional serta dapat diuji atau dibuktikan kebenaranya. Sedangkan modern sendiri berasal dari kata latin yang berarti sekarang ini, kata modern dalam kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti terbaru, mukakhir, sikap dan cara berpikir sesuai dangan zaman[2]. Istilah modern ini terutama ditujukan untuk perubahan peradaban, yakni dari peradaban yang sifatnya lama menjadi peradaban yang baru, serta merupakan proses pergeseran sikap dan mentalitas diri untuk bisa hidup sesuai dengan tuntutan masa kini. Peradaban modern adalah peradaban yang sangat maju dan sangat berorientasi pada implementasi ilmu dan teknologi.
Fungsi Ilmu Pengetahuan
Fungsi Ilmu Pengetahuan menurut Drs R.B.S. Fudyartanta[3], dosen psikologi Universitas Gajah Mada menyebutkan 4 Fungsi Ilmu Pengetahuan;
a) Fungsi deskriptif: menggambarkan ,melukiskan dan memaparkan suatu obyek atau masalah sehingga mudah dipelajari,
b) Fungsi pengembangan, menemukan hasil ilmu yang baru,
c) Fungsi prediksi, meramalkan kejadian yang besar kemungkinan terjadi sehingga dapat dicari tindakan percegahannya,
d) Fungsi Kontrol, mengendalikan peristiwa yang tidak dikehendaki.
B. AL-QUR’AN
Pengertian Al-Qur’an
Allah berfirman;
Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu[4].
Al-Qur’an berasal dari kata Qara'a, qira'ah, qur'anah[5] mempunyai arti mengumpulkan/menghimpun, menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu ucapan yang tersusun rapih, dan bacaan. Dr. Abdul Shabur Syahin[6], mendefinisikan Al-Qur’an adalah kalam atau Firman Allah yang diturunkan ke hati muhammad SAW dengan perantara wahyu-jibril a.s.- secara berangsur-angsur dalam bentuk ayat-ayat dan surat-surat selama fase kerasulan (23 tahun), dimulai dengan surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah an-Naas, disampaikan secara mutawatir mutlak, sebagai bukti kemujizatan atas kebenaran risalah islam.
Al-Qur’an adalah kitab yang paling benar, paling bermanfaat dan paling sempurna yang meliputi semua hal yang menyangkut kehidupan ini[7]. Kitab suci terakhir, yang diperuntukkan bagi seluruh umat manusia; dari dulu, sekarang, hingga yang akan datang. Al-Qur’an akan tetap seperti semula dan tidak akan pernah berubah, karena pemeliharaannya telah Allah jamin, Allah berfirman;
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya[8].
Fungsi Al-Qur’an
Menurut Wisnu Arya Wardhana[9] Al-Qur’an mempunyai beberapa fungsi, fungsi Al-Qur’an;
a) Petunjuk Bagi Manusia
Untuk mendapatkan kehidupan yang baik (dunia dan akhirat), manusia harus mempunyai pedoman atau petunjuk yang berlaku sampai hari akhir nanti. Pedoman atau petunjuk tersebut adalah Al-Qur’an yang datangnya dari sang pencipta alam semesta ini. Oleh karena Al-Qur’an datangnya dari sang maha pencipta, Allah SWT, maka secara penalaran akal sehat (dalil aqliyah) tentu isi dan kandungan yang terdapat di dalam Al-Qur’an akan sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan makhluk hidup di dunia ini. Allah berfirman;
Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan Sebenarnya; membenarkan Kitab yang Telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil,Sebelum (Al Quran), menjadi petunjuk bagi manusia, dan dia menurunkan Al Furqaan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa)[10].
(Al Quran) Ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa[11].
b) Rujukan Bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Sebenarnya dengan melalui penalaran sederhana saja, kita akan bisa menerima bahwa Al-Qur’an dapat menjadi dasar rujukan bagi Ilmu Pengetahuan. Penalaran sederhana ini didasarkan pada firman-firman Allah SWT;
Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu[12].
Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah Kitab (Lauh mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah[13].
Dan dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. dan benarlah perkataan-Nya di waktu dia mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah", dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. dan dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui[14].
Tiga ayat tersebut di atas menerangkan secara jelas bahwa tuhan mengetahui segala sesuatu apa-apa yang ada di langit dan bumi, baik yang bersifat ghoib maupun nyata. Allah SWT memiliki segala ilmu dan sebagian ilmu itu diperuntukkan untuk manusia seperti yang tertulis di Al-Qur’an, berbagai macam Ilmu Pengetahuan baik yang bersifat eksakta maupun non eksakta, dapat dirujuk melalui Al-Qur’an sejauh akal pikiran manusia dapat mengikutinya.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan begitu pesatnya yang semula hanya berakar dari satu sumber yaitu filsafat, dan saat ini Ilmu Pengetahuan menjadi beraneka ragam. Berkembangnya Ilmu Pengetahuan, dikarenakan manusia selalu berpikir dan tidak pernah berhenti untuk berpikir demi kepentingan umat manusia. Dalam upaya memecahkan masalah-masalah kehidupan ini, yang dapat dipertanggungjawabkan secara etis, penelitian ilmiah perlu terus dilakukan oleh para ilmuwan dengan tidak meninggalkan moral dan agama[15].
Fakta sejarah menunjukkan bahwa perkembangan Ilmu Pengetahuan modern saat ini bermula dari pengembangan metode empiris oleh para ilmuwan muslim, ketika Eropa sedang dilanda kegelapan peradaban di abad pertengahan. Tentu saja para ilmuwan muslim mendasarkan setiap kegiatannya pada ajaran islam (Al-Qur’an dan Sunnah)[16].
Al-Qur’an dalam kaitannya dengan pekembangan Ilmu Pengetahuan, Al-Qur’an telah menambah dimensi baru terhadap studi mengenai fenomena jagad raya dan membantu pikiran manusia melakukan terobosan terhadap batas penghalang dari alam materi[17]. Al-Qur’an membawa manusia kepada Allah SWT melalu ciptaan-Nya dan realita konkret yang terdapat di Alam semesta. Inilah yang sesungguhnya dilakukan Ilmu Pengetahuan, yaitu mengadakan observasi, lalu menarik hukum-hukum alam berdasarkan observasi dan eksperimen[18]. Ilmu Pengetahuan dapat mencapai yang Maha Pencipta melalui observasi dan eksperimen, yang teliti dan tepat terhadap hukum-hukum yang mengatur gejala alam, dan Al-Qur’an menunjukkan kepada realitas intelektual yang Maha Besar, yaitu Allah SWT lewat ciptaan-Nya.
C. PENGAKUAN NON MUSLIM DUNIA MENGENAI KEBENARAN AL-QUR’AN
Kaum Musyrikin Pada Masa Rasulullah
Walid bin Mughirah[19], " Demi tuhan, aku baru saja mendengar perkataan-perkataan (Al-Qur’an). Menurutku itu bukan perkataan manusia biasa dan juga bukan jin. Demi Allah, Sungguh perkataannya sangat manis, sususan katanya sangat indah, buahnya sangat lebat dan akarnya sangat subur. Sungguh, perkataannya sangat agung dan tidak ada yang mampu menandinginya"
Para Ilmuwan Dunia Barat
1) Thomas Walker Arnold (1864-1930 M)[20], kitab suci Al-Qur’an memiliki gramatika bahasa yang sangat indah dan pesan yang disampaikannya juga sangat jelas sehingga membuat orang-orang kristen yang tidak mengerti bahasa arab sangat kagum saat menyimak lantunan Al-Qur’an.
2) Keren Armstrong (14 Nov 1944-sekarang)[21],Al-Qur’an sekali pun pengumpulan dan penulisannya baru dilakukan setelah Muhammad wafat, hal itu tidak mengurangi orisinilitas teks Al-Qur’an dan Validitas isinya. Para peneliti dan pengkaji Al-Qur’ankontemporer- terutama non muslim- mendapati bahwa rangkaian surah Al-Qur’an tersusun sangat rapi dan menakjubkan.
3) R.V.C. Bodley[22], Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang telah ada sejak 12 abad yang lalu tanpa ada perubahan sedikit pun atau berkurang maupun bertambah satu huruf pun, keaslian Al-Qur’an tetap terkawal. Al-Qur’an jelas berbeda dengan kitab suci agama yahudi maupun nasrani yang telah mengalami perubahan.
4) Rom Landau (1899-1974 M)[23], dalam surat-surat pendek Al-Qur’an, muatan pesannya sangat jelas dan berpengaruh sangat nyata. Keteraturan pesan-pesan qur'ani dalam surat-surat pendek itu bukan hasil kerja penulisnya, tetapi memang sudah menjadi ketentuan sang pemberi wahyu.
Silahkan Baca Fakta-Fakta Ilmiah Mengenai Kebenaran Al-Qur’an
Referensi:
[1] . Paul B. Harton dan Chester L. Hunt, Sosiologi Jilid I, (Jakarta: Erlangga, 1984, Edisi ke 6), hlm. 5.
[2] . Tim Penyusun, op.cit.,h. 589.
[3] . Sejathi, Fungsi Ilmu Pengetahuan, (http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/2114500-fungsi-ilmu-pengetahuan/, 2011 ), diakses 19 september 2011
[4] . Al-Qiyamah, ayat 17-18
[5]. Manna Khalil al-Qattan, Mabahis fi 'Ulumil Qur'an, diterjemahkan oleh Drs. Mudzakir AS dengan judul Studi Ilmu-ilmu Qur'an(cetakan 13, Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa,2009), h. 16.
[6]. Prof. Dr. Abdul Shabar Syahin, Difa' Dhidd Hujumat al-Istisyraq, diterjemahkan oleh Khoirul Amru Harahap, Lc, MHI dan Akhmad Faozan, Lc, M.Ag dengan judul Saat Al-Qur’an Butuh Pembelaan (Jakarta: Erlangga,2006), h. 2.
[7] .Dr. Abdul Basith Al-Jamal dan Dr. Daliya Shiddiq Al-Jamal, Mausu'at Al-Isyarat Al-Ilmiyah fi Al-Qur’an Al-Karim wa As-Sunnah An-Nabawiyah,diterjemahkan oleh Ahrul Tsani Fathurahman, Lc dan Subhan Nur, Lc dengan judul Ensiklopedi Ilmiah dalam Al-Qur’an dan Sunnah (cetakan I, Jakarta timur: Pustaka Al-Kautsar, 2003), h. 5.
[8] . Qs. al-Hijr, ayat 9
[9]. Wisnu Arya Wardhana, Melacak Teori Einstein dalam Al-Qur’an (cetakan III,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h.13.
[10]. Qs. Ali Imran, ayat 3-4
[11]. Ibid., ayat 138
[12]. Qs. Thaha, ayat 98
[13] . Qs. Al-Hajj, ayat 70
[14] . Qs. Al-An'am, ayat 73
[15].Imam syafi'ie,Konsep Ilmu Pengetahuan dalam Al-Qur’an: Telaah dan Pendekatan Filsafat Ilmu,(Cetakan I, Yogyakarta: UII Pers, 2000), h. 1.
[16].Ibid., h. 2.
[17].Afzalur Rahman, Quranic Science, diterjemahkan oleh Prof. H.M. Arifin, M.Pd dengan judul Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan,(Cetakan III, Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 1.
[18].Ibid
[19].Lihat, Dr. Raghib As Sirjani, Pengakuan tokoh non muslim dunia tetang islam, diterjemahkan Sygma Publishing, (Cetakan I, Bandung: Sygma Publishing, 2010), h. 42.
[20].lihat, Ibid., h. 78.
[21].Lihat,Ibid., h. 138.
[22].Lihat,Ibid., h. 147-148.
[23].Lihat,Ibid., h. 178-179
Sumber: Mata Air Ilmu
0 Komentar